Sabtu, 17 September 2016

BIAWAK IS THE JAWAKZ (The Untold Story of My History)

Source image : Google.com




                Jadi ceritanya hari ini adalah hari minggu, dimana kebiasaan anak muda di pagi ini adalah lari-lari alay. Kebetulan rumah  gue yang sekarang tidak jauh dari jalan baypass atau bahasa umumnya jalan TOL, jadi untuk menikmati keramaian minggu di pagi hari gue bisa leluasa ke sana. Hanya saja, ketika loe menginginkan sesuatu yang berharga, loe pasti menemukan rintangan yang tentunya loe harus lewati, yapz dan gue juga melewati rintangan berupa jalan-jalan setapak yang dipenuhi kerikil, berpasir, dan banyak bekas E e’ sapi, wkwkwk.
            Jadi di desa gue tu emang banyak peternak sapi, kambing, bebek, ayam, dan biawak. Khusus untuk ternak yang disebutkan di akhir (biawak), itu gak diternak juga banyak di dekat rumah, mereka selalu mengintai anak-anak ayam kesayangan gue, dengan gaya tentara amerika yang tiarap-tiarap cantik sambil menjulurkan lidahnya sesekali menjulurkan giginya juga, soalnya sambil latihan casting iklan pasta gigi, para jawak (biawak) siap beraksi.
            Di belakang rumah gue kebetulan ada kolam , gedeee bangeet, mewah, Cuma ada sayur-mayur juga yang tumbuh di sono, sengaja gue gak pernah pake mandi, gak level mandi di kolam. Itu kolam ikan!
            Gue emang gak biasa mandi di kolam, gue biasanya mandi di telabah (Sungai mini), jadi kolam yang gue maksud banyak banget ikannya, itu memang ikan yang di ternak tp gak satu jenis, itu menggambarkan indonesia yang menampung berbagai macam bentuk manusia di dalamnya, tapi selama tiga bulan kolam itu ada, gue gak pernah dapat menikmati hasil dari kolam itu, ternyata gue lupa kalo itu kolam bukan punya gue, itu punya tetangga!
            Pernah suatu ketika, di musim kemarau, air di kolam itu mulai menyusut. Dan oleh pemiliknya, ikan-ikan itu dipindahin, entah pindahnya kemana, barangkali mereka mengungsi di tenda-tenda terdekat, entahlah!
            Kolam mulai kering, ikan-ikan segera di ambil, metode yang digunakan untuk mengambil ikan itu ternyata bukan di jaring, tapi airnya di buang ke luar arena. Setelah beberapa saat dari dipindahkannya beberpap ikan, gue bilang beberpa karena ternyata masih ada ikan-ikan kecil yang masih tertinggal di sono.
            Sore menjelang, gue observasi tuh kolam, dan betapa terkejutnya gue ngeliat pemandangan menjengkelkan! Loe tahu apa yang gue lihat? Sini gue bisiskin... spspspsppssssttt.. dodopdopsos ooppp... pssstt ssstt.. isisiskkkkpppp.. fffppp.. hjehhoooepeourieuiowwppppwii.0eife.
            Sorry keyboard gue mulai resek, udah paham kan apa yang gue maksud?
            Ooh belum, jadi bisikan di atas artinya : Gue ngeliat seekor biawak sedang mengelus-elus perutnya yang buncit di seberang kolam ikan itu, dan gue lihat ke arah kolam tak ada satupun tanda-tanda kehidupan, para ikan sudah almarhum karena telah dimangsa predator ulung si Jawak (Biawak).