Source image : www.rmol.co |
Dalam
penggalan pidato nya yang fenomenal di tahun 1953 presiden pertama RI Soekarno
menyatakan bahwa kita bangsa Indonesia harus kembali menjadi bangsa pelaut,
bangsa yang menjadi cakrawala samudra yang memiliki armada niaga dan memiliki
armada militer sebagai bentuk kejayaan bangsa Indonesia.
Hal
di atas juga sejalan dengan pernyataan presiden RI saat ini Ir. Joko widodo,
Menurut beliau kita sebagai bangsa yang kuat dan memiliki potensi yang besar
dalam hal kemaritiman dan kelautan sudah selayaknya tidak memandang sebelah
mata dan hanya berfokus pada potensi darat saja, "Kita telah terlalu lama
memunggungi laut, memunggungi samudra, dan memunggungi selat dan teluk. Ini
saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe di laut
justru kita jaya sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali,"
jelasnya.
Menurut
Widi Agoes Pratikto dan Suwardi dalam bukunya “Agenda Strategis Membangun
(kembali) Kejayaan Maritim Indonesia” disamping potensi besar yang dimiliki
oleh negara kepulauan Indonesia, terdapat beberapa permasalahan pembangunan
pulau dan laut yang dirumuskan dalam keterkaitannya dengan tantangan pokok yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia, secara ekonomi tantangan tersebut terpatri
dalam 3 (tiga) isu pokok, yakni krisis finansial global, kemiskinan dan
pengangguran serta perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Masih
menurut Widi Agoes Pratikto dan Suwardi, untuk mewujudkan masyarakat dan negara
kepulauan Indonesia yang sejahtera, kuat, mandiri, dan mampu bersiang dengan
negara lain maka dibutuhkan 5 agenda strategis dalam pembangunan kelautan dan
perikanan, pertama adalah cluster pemberdayaan masyarakat; kedua
pengembangan pulau – pulau kecil nusantara; ketiga peningkatan produksi
perikanan; keempat pengembangan industri dan jasa kelautan; dan yang kelima
adalah konservasi sumber daya kelautan.
Pembangunan
di semua sektor hingga kini masih berkiblat pada potensi yang ada di darat.
Laut sebagai bagian terbesar dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), sebagai penghubung antar pulau dengan seluruh potensi kekayaan sumber
daya alamnya, justru belum tersentuh. Namun jika lima strategi di atas mampu
diterapkan oleh pemerintah dibantu dengan rakyat-nya, maka optimis Indonesia
benar –benar akan menjadi poros maritim bagi dunia seperti yang didambakan oleh
presiden kita. Dengan menengok kembali sejarah, bersama pemimpin baru, sudah
saatnya Indonesia bangkit dan menyadari bahwa masa depan bangsa ini
sesungguhnya ada di laut.