Minggu, 21 Agustus 2016

MEMBANGUN KEMBALI KEJAYAAN MARITIM INDONESIA



Source image : www.rmol.co

        
      Dalam penggalan pidato nya yang fenomenal di tahun 1953 presiden pertama RI Soekarno menyatakan bahwa kita bangsa Indonesia harus kembali menjadi bangsa pelaut, bangsa yang menjadi cakrawala samudra yang memiliki armada niaga dan memiliki armada militer sebagai bentuk kejayaan bangsa Indonesia.
    Hal di atas juga sejalan dengan pernyataan presiden RI saat ini Ir. Joko widodo, Menurut beliau kita sebagai bangsa yang kuat dan memiliki potensi yang besar dalam hal kemaritiman dan kelautan sudah selayaknya tidak memandang sebelah mata dan hanya berfokus pada potensi darat saja, "Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe di laut justru kita jaya sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali," jelasnya.
    Menurut Widi Agoes Pratikto dan Suwardi dalam bukunya “Agenda Strategis Membangun (kembali) Kejayaan Maritim Indonesia” disamping potensi besar yang dimiliki oleh negara kepulauan Indonesia, terdapat beberapa permasalahan pembangunan pulau dan laut yang dirumuskan dalam keterkaitannya dengan tantangan pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, secara ekonomi tantangan tersebut terpatri dalam 3 (tiga) isu pokok, yakni krisis finansial global, kemiskinan dan pengangguran serta perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
      Masih menurut Widi Agoes Pratikto dan Suwardi, untuk mewujudkan masyarakat dan negara kepulauan Indonesia yang sejahtera, kuat, mandiri, dan mampu bersiang dengan negara lain maka dibutuhkan 5 agenda strategis dalam pembangunan kelautan dan perikanan, pertama adalah cluster pemberdayaan masyarakat; kedua pengembangan pulau – pulau kecil nusantara; ketiga peningkatan produksi perikanan; keempat pengembangan industri dan jasa kelautan; dan yang kelima adalah konservasi sumber daya kelautan.
     Pembangunan di semua sektor hingga kini masih berkiblat pada potensi yang ada di darat. Laut sebagai bagian terbesar dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebagai penghubung antar pulau dengan seluruh potensi kekayaan sumber daya alamnya, justru belum tersentuh. Namun jika lima strategi di atas mampu diterapkan oleh pemerintah dibantu dengan rakyat-nya, maka optimis Indonesia benar –benar akan menjadi poros maritim bagi dunia seperti yang didambakan oleh presiden kita. Dengan menengok kembali sejarah, bersama pemimpin baru, sudah saatnya Indonesia bangkit dan menyadari bahwa masa depan bangsa ini sesungguhnya ada di laut.